Ketika
Politik Hanya untuk Merebut Kekuasaan
JAKARTA - Konflik sosial di
tanah seakan hanya berpindah tempat. Jika di satu tempat selesai, konflik
kembali muncul di tempat yang lain. Apa penyebabnya?. Direktur Program Imparsial,
Al-Araf mengatakan, ini terjadi karena pemerintah sibuk menyelesaikan konflik
internal.
"Pemerintah sendiri jadi persoalan konflik sendiri. Energi pemerintah lebih banyak terkuras karena banyak masalah korupsi di internal," kata dia kepada Okezone, Jumat (30/11/2012).
Selain itu, kata dia, di era reformasi pemerintah menjalankan politik cenderung hanya untuk kepentingan golongan tertentu, bukan untuk melayani masyarakat luas. Politik hanya untuk memperebutkan kekuasaan.
"Ini namanya oligarki politik," cetusnya.
Sehingga, mengantisipasi konflik sosial bukan lah hal yang menjadi perhatian utama. "Karena mereka lebih mementingkan kekuasaan tadi," tegasnya.
Penyebab lainnya yakni, sistem peringatan dini juga tidak berjalan baik. Sehingga upaya mengantisipasi konflik jadi terlambat. Ini tidak lepas dari peran semua lembaga pemerintah. "Pemerintah lemah, intelejen lemah, polisi juga lemah," ungkapnya.
"Pemerintah sendiri jadi persoalan konflik sendiri. Energi pemerintah lebih banyak terkuras karena banyak masalah korupsi di internal," kata dia kepada Okezone, Jumat (30/11/2012).
Selain itu, kata dia, di era reformasi pemerintah menjalankan politik cenderung hanya untuk kepentingan golongan tertentu, bukan untuk melayani masyarakat luas. Politik hanya untuk memperebutkan kekuasaan.
"Ini namanya oligarki politik," cetusnya.
Sehingga, mengantisipasi konflik sosial bukan lah hal yang menjadi perhatian utama. "Karena mereka lebih mementingkan kekuasaan tadi," tegasnya.
Penyebab lainnya yakni, sistem peringatan dini juga tidak berjalan baik. Sehingga upaya mengantisipasi konflik jadi terlambat. Ini tidak lepas dari peran semua lembaga pemerintah. "Pemerintah lemah, intelejen lemah, polisi juga lemah," ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar